Saat Kamu Membandingkan Diri mu Dengan Orang Lain, Maka Pada Saat Itulah Kamu Sedang Merendahkan Dirimu Sendiri...

Senin, 23 April 2012

Macam-Macam Puasa Sunnah



Alhamdulillah wasy syukru lillah, kali ini saya akan menyajikan macam-macam puasa sunnah. Referensi tulisan saya ini adalah kitab al-Jami’ li Ahkam ash-Shiyam, karya Syaikh Mahmud ‘Abdul Lathif ‘Uwaidhah hafizhahullah. Di setiap puasa sunnah, terdapat banyak hadits yang menunjukkan kesunnahan puasa tersebut, namun untuk meringkas tulisan, saya hanya akan menyebutkan masing-masing satu hadits saja, jika ingin versi lengkapnya silakan langsung merujuk ke kitab al-Jami’ li Ahkam ash-Shiyam.

Berikut macam-macam puasa sunnah tersebut :
1. Puasa yang Mudah Dilakukan dari Setiap Bulan
Ini adalah perbuatan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana beliau tidak melewati satu bulan tanpa berpuasa beberapa hari di bulan itu, dan tidak diketahui beliau berpuasa satu bulan penuh selain bulan Ramadhan saja.

Dari ‘Abdullah ibn Syaqiq, ia berkata :

قلت لعائشة رضي اللله عنها أكان رسول الله صلى الله عليه و سلم يصوم شهرا كله قالت ما علمته صام شهرا كله إلا رمضان ولا أفطره كله حتى يصوم منه حتى مضى لسبيله

Artinya: “Aku bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ‘Adakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan penuh?’ ‘Aisyah berkata, ‘Aku tidak mengetahui beliau berpuasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan saja, dan beliau tidak berbuka sebulan penuh melainkan akan berpuasa beberapa hari darinya, hingga beliau meninggal dunia’.” (HR. Muslim [2718], an-Nasai dan Ahmad)

2. Puasa Dawud (Puasa Sehari, Berbuka Sehari)
Dari ‘Abdullah ibn ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku:

أحب الصيام إلى الله صيام داود كان يصوم يوما و يفطر يوما

Artinya: “Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Dawud, dia biasa berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (HR. Bukhari [3420], Muslim, Abu Dawud, an-Nasai, Ahmad, ad-Darimi dan Ibn Majah)

3. Puasa Tiga Hari Setiap Bulan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

أوصاني خليلي بثلاث لا أدعهن حتى أموت صوم ثلاثة أيام من كل شهر و صلاة الضحى و نوم على وتر

Artinya: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku dengan tiga hal yang tidak boleh aku tinggalkan hingga aku mati, (yaitu) puasa tiga hari dari setiap bulan, shalat dhuha, dan tidur dalam keadaan berwitir.” (HR. Bukhari [1176], Muslim, Abu Dawud, an-Nasai, at-Tirmidzi, Ahmad dan ad-Darimi)

4. Puasa Senin dan Kamis
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

كان النبي صلى الله عليه و سلم يتحرى صوم الإثنين والخميس

Artinya: “Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menjaga berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR. at-Tirmidzi [745], Ibn Majah dan Ibn Khuzaimah)

5. Puasa Enam Hari di Bulan Syawwal
Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر

Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, lalu diikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim [2758], Abu Dawud, Ahmad, at-Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hibban dan ad-Darimi)

6. Puasa di Bulan-bulan Haram
Bulan-bulan haram adalah Muharram, Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. Banyak ditemukan pernyataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menganjurkan puasa di bulan-bulan ini. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud [2428] berikut ini:

صم من الحرم واترك صم من الحرم واترك صم من الحرم واترك و قال بأصابعه الثلاثة فضمها ثم أرسلها

Artinya: “‘Berpuasalah di bulan haram dan berbukalah, berpuasalah di bulan haram dan berbukalah, berpuasalah di bulan haram dan berbukalah’. Dan beliau memberi isyarat dengan jari-jemarinya tiga kali, menghimpunnya, kemudian menguraikannya.”

7. Puasa Pada Hari ‘Arafah
Hari ‘Arafah adalah hari kesembilan di bulan Dzulhijjah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والسنة التي بعده

Artinya: “Puasa hari ‘Arafah (yang dengannya) aku berharap Allah akan menghapus dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.” (HR. Muslim [2746], Abu Dawud, an-Nasai, dan at-Tirmidzi)

8. Puasa ‘Asyura
‘Asyura adalah hari kesepuluh dari bulan Muharram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

و صيام يوم عاشوراء أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله

Artinya: “Dan puasa hari ‘asyura (yang dengannya) aku berharap Allah akan menghapus dosa satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim [2746], Abu Dawud, an-Nasai, dan at-Tirmidzi)

9. Puasa Bulan Sya’ban
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

ما رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يصوم شهرين متتابعين إلا أنه كان يصل شعبان برمضان

Artinya: “Aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut, selain bahwa beliau suka menyambung Sya’ban dengan Ramadhan.” (HR. an-Nasai [2496] dalam kitab as-Sunan al-Kubra, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibn Majah dan Ahmad)

10. Berpuasa Satu, Dua, Empat, Lima, Tujuh, Sembilan, Sebelas Hari dalam Sebulan
Jumlah hari-hari yang disebutkan ini adalah kesimpulan yang didapatkan dari mengumpulkan beberapa hadits shahih, yaitu (1) hadits dari ‘Abdullah ibn ‘Amr yang diriwayatkan oleh Muslim [2742] dan an-Nasai, (2) hadits dari ‘Abdullah ibn ‘Amr yang diriwayatkan oleh al-Bukhari [1980], Muslim, Ibn Hibban dan an-Nasai, (3) hadits dari ‘Abdullah ibn ‘Amr yang diriwayatkan oleh Muslim [2729] dan al-Bukhari, serta (4) hadits dari ‘Abdullah ibn ‘Amr yang diriwayatkan oleh an-Nasai (2379). Semuanya merujuk kepada hadits yang berisi saran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Abdullah ibn ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma tentang puasa sunnah yang harus ia kerjakan. Masing-masing hadits terdapat perbedaan redaksi karena perbedaan periwayatan. Wallahu a’lam.


Sumber : http://abufurqan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar