Saat Kamu Membandingkan Diri mu Dengan Orang Lain, Maka Pada Saat Itulah Kamu Sedang Merendahkan Dirimu Sendiri...

Minggu, 29 April 2012

Cinta, Ta'aruf mu Salah Langkah


Langit kemerah-merahan yang menyelimuti alam tempat tinggalku mulai merona dengan barisan awan-awannya di medan senja.  Aku yang duduk di bawahnya terusik pada iringan kisah masa laluku yang membuat hatiku sering diserang rasa dag dig dug tidak karuan. Traumatik rasanya. Ya… benar, benar-benar traumatik. Bagaimana tidak, cinta memang perkara fitrah namun kali ini cinta itu dibalut dengan kesalahpahaman manusia dalam mengartikan kata ta’aruf.

Beberapa waktu silam ketika aku beranjak dari dunia putih abu-abu, rasanya bebas sudah segala beban yang terus menerpa otak kiriku. Sedikit istirahat dari banyak buku yang menumpuk di meja belajar. Saat itu, mulailah aku melamar di salah satu lembaga kesehatan yang berbasis islamik, tak menunggu lama akhirnya aku diterima sebagai salah satu tenaga medis di sana. Uh… senangnya. Hatiku meronta-ronta gembira. Keseharianku yang sudah terlepas dari kewajiban sebagai pelajar, mulai ku isi celah-celah waktu dengan kegiatanku di dunia maya: membaca artikel islami, kata-kata motivasi, serta menggali wawasan keislamanku sebagai muslimah. Tak sengaja ketika aku membaca salah satu postingan Fans Page di situs jejaring social Facebook, aku tersentak kagum pada posting tersebut yang isinya mengisahkan bagaimana harmonisasi cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra yang tidak pernah disentuh oleh kesalahpahaman dalam mengapresiasikan cinta. Sucinya cinta mereka membuatku iri dan ingin menjadikan kisah hidupku dalam perkara cinta layaknya cinta yang dikisahkan mereka. Merasa tertarik, aku iseng-iseng meng-copas (copy-paste) posting tersebut dan ku update dalam status Facebook-ku, barangkali bisa menginspirasi teman-teman Facebook-ku yang lain ketika membaca status ini, dalam benakku berkata.

Wooww… ternyata status yang ku update itu memberikan banyak sumbangan jempol (like) pembacanya. Tak lama room chat Facebook-ku didatangi tamu tak diundang, yang sedikit mengusik aktivitasku di sana. (Siapakah dia?)  Ya, sebut saja dia Si Ikhwan, seorang Ikhwan yang lembut tutur katanya, yang fahim agamanya dan yang smart intelektualnya (-awalnya yang aku tau). Dia adalah seorang mahasiswa semester awal, jurusan Matematika Science, FMIPA di salah satu Universitas di Tangerang Selatan. Awalnya tak banyak bicara, namun intensitas komunikasi yang tak jarang di Facebook yang pada akhirnya membuat aku dan dia akrab juga. Lama-lama ko’ ada yang aneh ya kalau enggak’ komunikasi sama Ikhwan tersebut, walaupun yang dibicarakan adalah perkara-perkara urgensi seperti keagamaan dan seputar fakta kehidupan baik jasmani maupun ruhiyah. Tak menutup kenyataan hingga pada akhirnya aktivitas chatting dan saling bertukar postingan di Facebook semakin meningkat. Mulai dari memberikanku ucapan selamat dan motivasi karena telah diterimanya aku di salah satu lembaga kesehatan, sampai pada malam hari kelahiranku tiba, Ikhwan tersebut memberikanku banyak kejutan lewat puisi-puisi yang di posting dalam wall Facebook-ku hingga kata-kata yang dituturkannya dalam room chat yang berisi “Dik, Maukah adik menjadi istri kakak dunia dan akhirat”. Byuurr…. rasanya hati seperti disiram madu, manis rasanya. Ikhwan menawarkan diri untuk berta’aruf denganku dan berprinsip sebagai seseorang yang anti-pacaran. Seketika aku teringat pada kisah Ali dan Fatimah yang menginspirasiku untuk mengikuti jejak cinta mereka, mungkin ta’aruf adalah solusinya. Malam itu hanya rasa haru yang menyelimuti hati di malam miladku yang ke-17. Mungkin masih tergolong labil untuk belia sepertiku yang baru saja menginjakkan kaki di usia ke-17, apalagi ingin mengarungi hari ke dalam prosesi ta’aruf yang diharapkan akan berujung ke jenjang pernikahan. Saat itu aku tak banyak bicara, dan hanya mengiyakan apa yang dikatakan Sang Ikhwan saat berlangsungnya komunikasi di Facebook.

Sepertiga malam lepas dari obrolan tersebut, aku munajatkan segala isi hati yang menumpuk dalam benakku, istikharah cinta hampir ku lakukan setiap hari untuk memohon kepada-Nya agar jalan ta’aruf ini berjalan sebagaimana yang diinginkan aku dan Ikhwan tersebut. Hem… hari-hariku rasanya semakin sering dihabiskan berkomunikasi dengan Sang Ikhwan walau hanya di Facebook. Beberapa bulan berlalu, akhirnya Ikhwan memintaku agar dia bisa menghubungiku lewat telepon berkenaan dengan masalah urgensi yang terjadi dalam hubungan antara aku dan dia. Jelas pada akhirnya kami berdua bukan saja berkomunikasi lewat jejaring social Facebook tapi juga lewat telepon. Setiap hari Facebook dan telepon selularku dipenuhi dengan kehadiran Sang Ikhwan (ya… yang seperti ini sepertinya bukan lagi disebut ta’aruf) -tapi kala itu yang menguasai hati dan pikiranku adalah tentang dia dan keinginanku untuk menikah.

Melihat hari-hariku yang dipenuhi dengan komunikasi bersama Sang Ikhwan di telepon selular, Ibu, Ayah dan Saudara-saudaraku gerah juga, dan mencoba mencari informasi tentang Ikhwan tersebut, juga sejauh apa hubunganku dengan dia. Aku jelaskan kepada kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku mengenai keseriusannya padaku, walau tak sedetik pun aku dan Sang ikhwan tersebut pernah mengenal atau bertemu dalam dunia nyata. Zlep, serentak mereka terkejut dengan apa yang ku katakan, mungkin yang ada dalam benak mereka adalah kekhawatiran dan kewas-wasan yang saat itu juga tergambarkan di paparan raut wajah mereka, aku adalah gadis yang masih sangat belia, labil dan belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk diriku sendiri, mana mungkin aku bisa mengarungi bahtera rumah tangga yang jelas pasti banyak tantangan di dalamnya. Begitu sekiranya pikiran mereka terhadapku saat itu. Tapi aku mencoba untuk meredam kekhawatiran mereka dengan pemikiranku yang hanya tertuju pada keberlangsungan hubunganku dan Ikhwan. Alhasil mereka tetap tidak menyetujui hubungan ini. Berbagai cara mereka lakukan untuk meyakinkanku bahwa jalan yang ku ambil bersama Ikhwan adalah sebuah kekeliruan, nampaknya seperti terhipnotis oleh segala kelebihan Ikhwan dari segi agama, intelektual dan social, mati-matian aku membela Sang Ikhwan di depan keluargaku sendiri. Jelas mereka jadi sangat memusuhiku, gelar sebagai “Anak Pembangkang” juga telah dinobatkannya padaku. Sedih rasanya melihat perlakuan keluarga sendiri terhadapku hingga aku putuskan untuk menceritakan hal ini kepada Sang Ikhwan. Aku jelaskan kepada dia apa yang selama ini terjadi antara aku dan keluarga. Sang Ikhwan mencoba menjadi pendengar yang baik bagi hatiku dan menenangkan aku yang dilanda isak tangis kala itu. Entah apa yang telah dia rasuki ke dalam pikiranku, segala dan apa yang dia katakan nampaknya tak sedikit pun aku elakkan, selalu aku percaya apa-apa yang dia katakan dan yang diceritakannya kepadaku. Apa yang dia katakan selalu aku anggap benar, sehingga aku relakan memperjuangkan Sang Ikhwan di hadapan keluarga.
Suatu saat kedua orang tuaku memintaku agar Sang Ikhwan menemui mereka, menjelaskan apa yang terjadi antara aku dan Sang Ikhwan. “Jika Dia memang serius kepadamu, Bawalah Ikhwan tersebut menghadap Ayah dan Ibu” begitu kata mereka. Tak banyak kata, aku menyampaikan pesan Ibu dan Ayah kepada Ikhwan. Tanpa ambil pusing Sang Ikhwan mengiyakan undangan kedua orang tuaku dan berjanji akan menemui mereka. Aku sedikit tenang. Alhamdulillah, semoga pertemuan nanti akan membuka pintu hati keluargaku yang selama ini tertutup untuk kehadiran Sang Ikhwan, demikian hatiku berkata.

Hari berganti hari, janji hanya sekedar janji. Janjinya untuk menemui keluargaku selalu diundur-undur dengan alasan masih banyak pekerjaan yang harus dia urus dan selesaikan, sementara keluarga sudah berkali-kali menagih janji kepadaku. Aku bingung sendiri bagaimana menghadapi kondisi emergency ini. Suatu saat, ketika aku tengah menjalani aktivitas pekerjaanku sebagai tenaga kesehatan di lembaga tempat aku bekerja, seorang laki-laki dengan atasan berlapis jaket hitam dan celana hitam mendatangiku, awalnya aku kira hanya pasien biasa atau pelanggan yang ingin membeli obat, namun laki-laki itu melontarkan banyak pertanyaan seputar kesehatan kepadaku, ku jawab seperlunya dan tidak ingin banyak bicara. Pembicaraan selesai, laki-laki itu menyodorkan sebuah kitab bahasa Arab kepadaku, dan menjelaskan bahwa dia adalah seseorang yang diberikan kepercayaan dari Ikhwan untuk menyampaikan amanat berupa kitab bahasa Arab tersebut kepadaku. Dengan rasa terkejut dan keheranan hatiku bertanya-tanya “mengapa Ikhwan tersebut menyuruh laki-laki itu yang mengantarkan kitab ini?” Tanpa ambil pusing aku menerima kitab itu, dan laki-laki itupun segera pergi. Sampai di rumah, aku menceritakan kejadian tadi kepada keluarga, keluargaku terkejut dan berfikir sama dengan apa yang ku pikirkan, mengapa tak Ikhwannya langsung yang mengantarkan kitab itu kepadaku.

Beberapa hari setelah kejadian berlangsung, Sang Ikhwan mengirimkanku sebuah pesan singkat, segera ku buka inbox yang masuk di telepon selularku. “Aku dalam perjalanan menuju rumahmu, Malam ini aku akan datang memenuhi undangan orang tuamu”. Aku terdiam membaca pesan singkat ini, tak ada yang bisa menggambarkan perasaanku saat itu dan tanpa berfikir panjang aku kabarkan berita ini kepada orang tuaku. Aku hanya berharap pertemuan orang tuaku dan dia nanti akan membuka hati keluarga untuk kehadiran Ikhwan serta keberlangsungan hubungan ini, walaupun pertemuan ini telah ditunda-tunda sepihak selama beberapa bulan oleh Si Ikhwan. Tak lama seorang laki-laki berkostumkan kemeja kotak-kotak berlapiskan jaket hitam, bersarung hijau, mengenakan peci, ransel yang menggantung di punggungnya dan sebuah buku yang selalu menempel di tangannya ke manapun dia pergi yang merupakan ciri khas laki-laki tersebut tengah bertamu ke rumahku. Salah satu keluarga mempersilakannya duduk dan menunggu. Aku yang masih di dalam rumah mencoba melihat di balik jendela kamarku dan memastikan siapa orang yang tengah bertamu itu. Ku intip sedikit dan… Huuzsshhh, “bukankah yang seharusnya menemuiku adalah Ikhwan yang selama ini tergambar di pikiranku, tapi kenapa laki-laki ini lagi yang datang menemuiku? “Laki-laki yang tempo lalu mengantarkan sebuah kitab titipan Ikhwan kepadaku. Aku memanggil ayah dan menginterupsikan untuk menemui laki-laki itu. Ayah segera menemuinya sementara aku lebih memilih untuk mendengarkan pembicaraan mereka dari dalam. Selang beberapa menit pembicaraan mereka berlangsung, kakakku yang ada di dalam bersamaku, menyuruhku untuk menemui laki-laki itu bersama Ayah yang terlebih dahulu menemuinya. Terpaksa aku keluar juga, aku duduk di samping ayah dan mendengarkan pembicaraan mereka. Setelah mendengar jawaban dan penjelasan laki-laki itu atas pertanyaan ayah, serasa kepala mau pecah, kesal bercampur malu menjadi satu. Diam dan berusaha tenang yang hanya bisa ku lakukan saat itu. Kesimpulan dari jawaban laki-laki itu dan apa yang dijelaskannya kepadaku dan ayah adalah sebenarnya dialah Ikhwan yang selama ini menjalin hubungan denganku, bahwa dia bukanlah apa yang selama ini diceritakannya kepadaku, bahkan identitas sang Ikhwan yang selama ini aku tahu bukanlah identitas yang sebenarnya, identitas keluarganya yang diceritakan selama ini kepadaku bukanlah identitas yang sesungguhnya, bahkan beberapa cerita tentang aktivitasnya sehari-hari adalah bentuk rekayasa yang dibuatnya juga, foto-foto yang terlampir di belantara facebooknya adalah foto hasil smart-editing yang menjadikan gambar dirinya dalam foto tersebut sangat berbeda jauh lebih bagus dengan tampak aslinya. Dengan gamblangnya dia menjelaskan satu hal di hadapan aku dan ayah, bahwa awalnya dia hanya menjadikanku bahan eksperimen dan penelitian cintanya, namun tak menutup kenyataan bahwa pada akhirnya Sang Ikhwan juga terperangkap dalam permainan cintanya sendiri. Dia mencintaiku, dan berharap bisa melanjutkan hubungan denganku.

Mengetahui hal itu, keluargaku merasa terhina dengan apa yang dilakukannya padaku, tanpa kompromi lagi sudah jelas keluargaku tak sedikit pun merestui hubungan yang ku jalani bersamanya. Sembari menutup kekesalan, kekecewaan dan rasa malu-ku kepada orang tua dan keluarga besarku yang sebelumnya sudah mendengar kabar angin bahwa aku akan segera menikah, aku mencoba menghubungi Sang Ikhwan dan meminta penjelasan yang lebih luas tentang apa yang selama ini dia lakukan kepadaku, dengan menampilkan sikap baik seperti saat sebelum ku bertemu dengan dia, yang mencintai dia dan menghargai setiap apa yang dia katakan kepadaku. Dan ternyata penjelasan yang sama seperti yang dijelaskannya waktu dia ke rumahku yang aku dapatkan dari mulutnya lewat telepon. Ahh… aku tak percaya, seperti mimpi rasanya. Aku termenung dalam kekecewaanku, hari-hari ku lewati dengan penuh kebimbangan, dan rasa sakit yang mendera jiwa, ingin meninggalkan kisah kelam ini namun aku menyadari bahwa sedikit aku mencintainya namun banyak kenangan yang telah aku lalui bersamanya, aku telah terbiasa berkomunikasi dan aneh dirasa jika sehari saja tak mendengar suaranya dia pun merasakan hal yang demikian, dia sangat mencintaiku, cinta pertamanya adalah aku dan berharap kelak aku bisa menjadi istri baginya. Namun melihat situasi dan kondisi keluargaku yang tak lagi sedikit pun memberi restu, rasanya tidak mungkin hubungan ini bisa dilanjutkan, Sang Ikhwan-pun penuh kebimbangan, di satu sisi dia sangat mencintai aku dan ingin mempertahankan hubungan yang telah berlangsung ini, tapi di sisi lain restu dari keluargaku sudah tak mungkin lagi didapatkan akibat ulahnya sendiri. Sementara, aku rapuh di atas kekecewaan terhadap apa yang telah dilakukannya padaku selama ini, pikiranku semakin kacau tidak karuan, suka merenung dan menangis seketika. Di tengah ketermenungan, aku mencoba menghibur diri dan log in ke Facebook-ku, barangkali banyak postingan yang bisa memotivasi diriku yang sedang dalam keterpurukan, ku buka dan ku dapatkan Message dari seorang Akhwat yang sedikit banyak memberikan motivasi dan banyak pelajaran berharga.
“Assalamu’alaikum Ukhti…”
Bagaimana kabar imanmu hari ini? Semoga hatimu masih dalam tuntunan dan Rahmat-Nya.
Ukht… Jika kamu selalu murung dan menyesali apa yang tengah melandamu saat ini, mungkinkah kamu bisa saja disebut sebagai hamba-Nya yang kurang bersyukur???
Ukhti… engkau adalah gadis belia yang cantik dan manis, keinginanmu untuk menikah adalah atas izinnya, tapi satu hal yang selalu kita lupa ukht… apa yang menjadi Izin-Nya tak berarti menjadi Ridho-Nya. Jangan ukhti… jangan engkau selalu meratapi dan menyesali apa yang telah berlaku dalam hidupmu, Allah punya rencana indah di atas rencana. Apa yang kamu alami sudah menjadi Rencana-Nya, dan di atas Rencana-Nya, Allah mempunyai Rencana lain untukmu ukhti. Sadarilah bahwa Allah Subhaanahu wa ta’ala adalah sebaik-baiknya Dzat Perencana.
“Dan berencanalah kalian, Allah membuat rencana. Dan Allah sebaik-baik perencana.” (Ali Imran: 54)
Cinta memang terkadang membuat kita lupa akan Kebesaran-Nya, taukah kau ukhti…
Cinta yang Hakiki adalah cinta karena-Nya, jika cinta dalam hatimu datang semata-mata karena-Nya, engkau pun harus ikhlas meninggalkan cinta semata-mata karena-Nya. Cinta yang suci itu cinta yang tak pernah tersentuh oleh “cinta” sebelum cinta itu menjadi kehalalan bagi penikmatnya, sekalipun cinta itu hanya ada dalam kata-kata.  Bisa jadi apa yang engkau alami saat ini adalah sebuah teguran sebagai bentuk rasa Cinta-Nya terhadapmu Ukhti. Mungkin selama ini engkau lupa bahwa apa yang kau jalani bersama seseorang yang engkau kagumi bukanlah sebuah tindakan yang di-Ridhai-Nya. Dan Allah sedang memberikan Petunjuk-Nya kepadamu… “Maka Allah menyesatkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki… (QS. Ibrahim: 4)

Ukhti mungkin engkau akan bertanya-tanya atas ujian yang melanda hatimu saat ini. Kenapa engkau diuji?? Allah telah menjawab dalam Al-Qur’an ukht:  “Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang yang benar dan, sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” – (QS. Al-Ankabut ayat 2-3)
Dan jika engkau bertanya: Mengapa aku tak dapat apa yang aku idam-idamkan?
Allah juga telah menjawab dalam Al-Qur’an: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” – (QS Al-Baqarah ayat 216)
Sungguh Maha Benar Allah atas segala Firman-Nya. Bersyukurlah ukhti, karena itu kunci pembuka Rahmat-Nya, Allah sedang mengetuk hatimu, lihatlah bagaimana Allah sangat mencintaimu ukht, Allah sedang memanggilmu untuk segera kembali ke jalan yang di-Ridhai-Nya.
Ukhti… sungguh aku mencintaimu karena Allah…
Aku menorehkan pesan ini kepadamu karena Allah
Aku melihat keberadaanmu karena Allah…
Dan kita dipertemukan karena Allah, Insya Allah…
“Wassalamu’alaiki yaa Ukhti”
Tersentak air mataku bercucuran dan hatiku luluh dalam tangisan, haru dan bahagia yang kurasa saat itu, membaca inboxnya hatiku seperti ditiupkan nyawa kembali. Ya… dia adalah rekan kerjaku, seorang akhwat yang lemah lembut, pintar, sopan, berjilbab lebar, dan setiap apa yang dikatakannya mampu menenangkan hati pendengarnya, sungguh beliau salah satu cerminan Akhwat sejati. Memang, sejak awal lingkungan tempat kerjaku adalah tempat yang mampu memberikanku banyak hikmah di dalamnya, mulai dari aku yang belajar memperbaiki pakaianku, yang biasanya jilbab setengah-setengah mulai ku labuhkan jilbab lebar, itulah jilbab syar’i, kemudian aku yang mulai menyadari urgensi tarbiyah bagi muslimah sampai pada ukhuwah islamiyah yang mendarah daging. Subhaanallaah. Serasa, Aku ingin mencintainya karena Allah, dan aku ingin seperti dia karena Allah. Aku bangkit dan aku harus berubah, semangatku membara. Pada hari itu juga ku putuskan untuk tidak melanjutkan hubungan terlarang dengan Ikhwan tersebut yang telah berlangsung kurang lebih 6 bulan lamanya, ku hubungi kembali Sang Ikhwan dan ku katakana padanya bahwa aku ingin mengakhiri hubungan terlarang ini. Marah, kesal, dan emosi bercampur kata-kata kasar yang justru Ikhwan itu lontarkan kepadaku, hinaan bahkan cacian si Ikhwan ditimpa padaku saat aku memutuskan hubungan terlarang itu. Ya… sepertinya dia belum bisa menerima keputusananku, jiwanya tak terkontrol sementara marah menjadi raja atas dirinya ketika aku memutuskannya, semua aku lakukan karena aku baru menyadari bahwa hubungan yang selama ini aku jalani bukanlah cinta layaknya serial cinta Ali dan Fathimah, apa yang ku jalani bukanlah kesucian cinta yang menjadi fitrah dari Allah Ta’ala, justru kecelakaan cinta namanya. Sakit memang sakit mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut Sang Ikhwan, namun jiwaku mungkin akan lebih sakit jika masih ku jalani hubungan terlarang itu dengannya. Hanya bait-bait doa mengharap ampunan-Nya yang mampu ku tuturkan kala kegoncangan jiwa itu melanda “Yaa Rabb, Cinta yang datang semata-mata karena-Mu, cinta itu juga akan pergi semata-mata karena-Mu, maka berikanlah aku keikhlasan dalam menerima datang dan perginya cinta yang Engkau fitrahkan pada setiap diri manusia. Dan sisi-kan-lah aku dalam penjagaan-Mu siang maupun malam ketika cinta itu datang dan pergi seketika. Hanya kepada-Mu aku berserah diri yaa Rabb….


Sumber : dakwatuna.com
»»  Read More...

Rokok & Kehancuran Bagi Tubuh


Sebatang rokok yang diisap seseorang akan habis dalam 10 embusan dan dalam waktu lima menit. Akan tetapi, dalam tempo sesingkat itu ada 4.000 jenis zat kimia yang merasuki organ-organ tubuh. Lihat reaksi apa yang terjadi ketika kita merokok.


10 Detik Pertama

Pada isapan pertama, asap rokok akan masuk ke mulut dan meninggalkan lapisan cokelat tipis di gigi. Gas bersifat toksik seperti formalin dan amonia yang terhirup akan membuat sistem imun menjadi waspada sehingga terjadi inflamasi.

Begitu memasuki tenggorokan, asap rokok akan melambatkan cilia, alat penyapu kecil yang bertugas untuk membersihkan sistem pernapasan dari partikel berbahaya. Sementara itu, nikotin yang naik ke udara langsung masuk ke pembuluh darah melalui jutaan kapiler di dalam paru-paru.

Ketika nikotin memasuki kelenjar adrenal, tubuh akan merasakan sentakan energi yang memicu pengeluaran adrenalin sehingga tekanan darah dan detak jantung meningkat. Akibatnya, jantung kesulitan untuk mengendur di antara detak jantung sehingga risiko untuk terkena stroke pun meningkat.

Pada saat yang sama, karbon monoksida dari asap rokok akan mulai menumpuk di dalam darah sehingga kemampuan tubuh untuk mengirimkan oksigen ke organ vital berkurang.

Melalui peredaran darah, nikotin memasuki otak dan direspons sel saraf tertentu dengan cara pelepasan secara deras neurotransmiter dopamin yang memberikan perasaan enak. Ini sebabnya merokok menimbulkan rasa ketagihan.

Setelah 5 Menit
Setelah level dopamin kembali normal, tubuh menginginkan perasaan high lagi meski kita tidak menyadarinya. Bila kita sering memuaskan keinginan tersebut, otak akan terbiasa dan mulai muncul rasa ketagihan. Akibatnya, akan sulit bagi Anda untuk berhenti merokok. Meski rokok Anda sudah dimatikan, di dalam tubuh masih menumpuk kandungan beracun untuk 6-8 jam ke depan.

Jadi, Masihkan ingin anda Merokok ??????????????
»»  Read More...

Keuntungan Berhenti Merokok



Selama ini seringkali orang-orang memaparkan tentang kerugian bagi seseorang yang merokok yang terkesan tidak digubrik oleh para perokok, maka sekarang kita coba memaparkan sejumlah keuntungan yang akan diperoleh oleh seseorang yang tidak merokok.

Berikut ini adalah 25 keuntungan jika Anda tidak menghisap rokok. Seperti dikutip dari Health, peneliti dari Peninsula Medical School, Inggris menyebutkan banyak keuntungan yang akan didapatkan seandainya tidak merokok,
  1. Sahabat bisa menghemat pengeluaran, tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli rokok dan bisa membeli barang-barang lain yang diinginkan.
  2. Sahabat akan menghirup lebih sedikit bakteri menghisap rokok sama dengan menghirup bakteri yang bisa membuat sakit.
  3. Sahabat bisa lebih pintar karena terhindar dari kecanduan zat kimia rokok yang bisa merusak otak.
  4. Sahabat akan memiliki gaya bercinta dan kemampuan seksual yang lebih baik karena aliran darah dan sirkulasinya yang lebih baik dan bersih.
  5. Sahabat akan tidur lebih nyenyak dan lebih baik karena nikotin adalah zat yang bisa mengganggu produksi hormon tidur.
  6. Sahabat bisa punya tulang yang lebih sehat dan kuat karena kepadatan mineral tulang tidak akan tercuri dan berkurang akibat rokok.
  7. Sahabat akan terhindar dari penyakit psoriaris karena studi terkini menyebutkan ada hubungannya antara perokok dengan penyakit kulit psoriaris.
  8. Sahabat akan merasa lebih hangat dan tidak kedinginan karena sirkulasi darah akan berjalan dengan lancar dan menghangatkan tubuh.
  9. Sahabat yang memiliki penyakit AIDS tidak akan mengalami proses kemunduran daya tahan tubuh yang lebih cepat. Sahabat akan terhindar dari semua penyakit kronis yang disebabkan rokok, terutama penyakit jantung yang punya risiko 4 kali lipat.
  10. Sahabat bisa terhindar dari meninggal dunia karena tumor otak karena asap rokok yang masuk ke paru-paru bisa menyebar cepat ke dalam pembuluh darah di otak.
  11. Sahabat bisa memiliki gigi yang lebih bersih dan sehat karena zat kimia dalam rokok tidak masuk lagi ke mulut dan tidak akan merusak gigi.
  12. Sahabat akan memiliki keriput yang lebih sedikit karena rokok bisa merusak jaringan dan elastisitas kulit setelah 10 tahun.
  13. Sahabat akan memiliki indera penciuman yang lebih baik dan mengonsumsi makanan dengan lebih nikmat.
  14. Sahabat bisa punya rambut yang lebih kuat dan tidak akan cepat mengalami kebotakan.
  15. Sahabat akan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan produktif karena jarang sakit.
  16. Sahabat akan terhindar dari stres karena tekanan keluarga dan orang-orang yang ingin Anda berhenti merokok.
  17. Sahabat terhindar dari batuk dan bronkitis yang mengganggu.
  18. Sahabat akan menyelamatkan bayi dan anak-anak yang tidak berdosa dari gangguan asap rokok.
  19. Sahabat akan memiliki sperma yang lebih banyak dan sehat karena risiko sperma cacat akibat bahan kimia rokok akan berkurang.
  20. Sahabat akan lebih dicintai pasangan, menjadi pencium yang baik dan kemungkinan dicampakkan berkurang karena kebanyakan wanita tidak suka bau asap rokok.
  21. Sahabat akan menjadi contoh dan figur yang baik untuk teman yang ingin berhenti merokok.
  22. Sahabat bisa bernafas lebih panjang karena karbonmonoksida dari rokok tidak akan masuk ke dalam darah dan membatasi jumlah oksigen untuk bernafas.
  23. Sahabat bisa punya kemungkinan untuk hamil lebih besar karena terhindar dari kanker ovarium atau rusaknya sel-sel telur dan fungsi reproduktif wanita.
  24. Sahabat punya risiko melahirkan anak cacat yang lebih rendah karena zat kimia dalam rokok bisa menyebabkan mutasi gen yang diturunkan pada anak.
  25. Sahabat akan memiliki umur yang lebih panjang karena setiap satu batang rokok yang dihisap bisa mengurangi 11 menit kesempatan hidup.

Dan tentunya masih banyak lagi keuntungan dari tidak merokok. Terlebih lagi, dari sudut pandang agama Islam, merokok adalah perbuatan yang sia-sia. Kebanyakan ulama telah memvonis bahwa merokok hukumnya haram.

»»  Read More...

Keutamaan Membaca Al-Qur'an


Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Menyukuri.” (QS. Fathir: 29-30)

Ada dua cara seseorang di dalam membaca kitab Allah. Pertama, tilawah hukmiyyah, yaitu membenarkan segala berita yang ada di dalamnya dan menerapkan hukum-hukumnya dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kedua, tilawah lafhzhiyyah atau qira’atul Qur’an, banyak sekali nash-nash yang menyebut keutamaannya. Dalam Shahih Bukhari, disebutkan riwayat dari Utsman bin Affan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Dalam Shahihain, disebutkan pula hadits dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an kelak (mendapat tempat disurga) bersama para utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dan masih terbata-bata, dan merasa berat dan susah, maka dia mendapatkan dua pahala.”

Dua pahala ini, salah satunya merupakan balasan dari membaca Al-Qur’an itu sendiri, sedangkan yang kedua adalah atas kesusahan dan keberatan yang dirasakan oleh pembacanya.

Dalam Shahih Muslim disebutkan riwayat dari Abu Umamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena pada hari Kiamat nanti dia akan datang sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia mendapatkan satu kebaikan, sedangkan kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Keutamaan-keutamaan ini meliputi seluruh kandungan isi Al-Qur’an. Banyak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menyebutkan keutamaan surat-surat tertentu, misalnya surat Al-Fatihah. Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan dari Abu Sa’id bin Mu’alla bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepadanya, “Aku akan mengajarkanmu surat yang paling agung di dalam Al-Qur’an, yaitu Alhamdulillaahi Rabbi l-‘alamiin (Al-Fatihah). Ini adalah tujuh ayat yang diulang-ulang dan Al-Qur’an agung yang diberikan kepadaku.”

Oleh karena keutamaannya itu, maka membacanya menjadi bagian dari rukun shalat. Shalat tidak akan menjadi sah tanpa membaca Al-Fatihah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak sah shalat bagi siapa yang tidak membaca Al-Fatihah.” (Muttafaq ‘alaih)

Surat dalam Al-Qur’an lainnya yang memiliki keutamaan tersendiri adalah surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bacalah surat Az-Zahrowain, yaitu Al-Baqarah dan Ali Imran. Karena sesungguhnya keduanya akan datang pada hari Kiamat seperti dua buah awan atau seperti dua kawanan burung yang sedang terbang berbaris membela orang-orang yang biasa membacanya. Bacalah surat Al-Baqarah karena membacanya membawa berkah sedangkan meninggalkannya akan menyebabkan penyesalan. Surat ini tidak akan bisa dibaca oleh para tukang sihir.” (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah, tidak akan bisa dimasuki setan.” (HR. Muslim)

Surat lainnya yang mempunyai keutamaan khusus adalah surat Al-Ikhlas. Dalam Shahih Bukhari disebutkan riwayat dari Abu Said Al-Khudri bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Demi Dzat yang menguasai jiwaku, sesungguhnya ia sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.”

Selain itu, surat yang memiliki keutamaan tersendiri adalah surat Al-Falaq dan An-Nas, atau biasa disebut mu’awwidzatain. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tahukah kamu beberapa ayat yang diturunkan pada hari ini yang belum pernah sebanding dengannya? Yaitu Qul ‘a’udzibi Rabbi l-falaq, dan Qul ‘a’udzubi Rabbi n-nas.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi kita untuk bersungguh-sungguh memperbanyak bacaan Al-Qur’an yang penuh berkah, apalagi di bulan Ramadhan. Para Salafush Shalih dahulu selalu memperbanyak bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Imam Malik, jika Ramadhan tiba, maka beliau berhenti dari membaca hadits dan majelis-majelis ilmu (berhenti mengajar) untuk kemudian berganti membaca Al-Qur’an. Imam Qatadah selalu meng-khatam-kan bacaan Al-Qur’an setiap tujuh hari sekali, sedangkan pada bulan Ramadhan meng-khatam-kannya setiap tiga hari sekali, dan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan meng-khatam-kannya setiap hari.

Sumber :
Kajian Romadhon, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin: Al-Qowam

Di Capas dari : http://ezazx.wordpress.com
»»  Read More...

7 Tingkatan Hadits Shahih


Hadits shahih, menurut ulama Hadits memiliki beberapa tingkatan, yang satu tingkat lebih shahih dibandingkan tingkat di bawahnya. Dilihat dari kitab-kitab yang mengeluarkan Hadits-Hadits shahih tersebut, Hadits shahih terbagi menjadi 7 tingkat, sebagai berikut :
  1. Hadits shahih yang disepakati/dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Ini adalah tingkatan Hadits yang paling tinggi.
  2. Hadits shahih yang dikeluarkan oleh al-Bukhari, namun tidak dikeluarkan oleh Muslim.
  3. Hadits shahih yang dikeluarkan oleh Muslim, namun tidak dikeluarkan oleh al-Bukhari.
  4. Hadits shahih yang sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim, namun mereka berdua tidak mengeluarkannya.
  5. Hadits shahih yang sesuai dengan syarat al-Bukhari saja, namun beliau tidak mengeluarkannya.
  6. Hadits shahih yang sesuai dengan syarat Muslim saja, namun beliau tidak mengeluarkannya.
  7. Hadits yang dishahihkan oleh imam-imam ahli Hadits selain al-Bukhari dan Muslim, yang tidak memenuhi syarat al-Bukhari dan Muslim, atau salah satu di antara keduanya. Ini adalah tingkatan Hadits shahih yang paling rendah.

Keterangan:
Sebenarnya al-Bukhari dan Muslim tidak secara eksplisit menyebutkan syarat-syarat hadits shahih versi mereka. Syarat-syarat tersebut ditemukan oleh para ulama peneliti hadits al-Bukhari dan Muslim berdasarkan pengkajian, penelusuran dan penelaahan terhadap uslub-uslub yang digunakan oleh mereka berdua.

Menurut Dr. Mahmud ath-Thahhan, yang dimaksud dengan syarat Syaikhan (al-Bukhari dan Muslim) atau salah satu di antara keduanya adalah ditinjau dari para perawi yang meriwayatkan hadits di dua kitab tersebut atau salah satunya serta tata cara yang diambil oleh Syaikhan dalam meriwayatkan hadits dari para perawi tersebut.

Bahan Bacaan:
Kitab Taysir Mushthalah al-Hadits karya Dr. Mahmud ath-Thahhan

Sumber : Blog Abu Furqan
»»  Read More...

Godaan Syetan Terhadap Orang Yang Membaca Al-Qur'an


Iblis telah bersumpah atas nama Allah untuk menyesatkan manusia dan menggiring mereka ke neraka. Ia tidak akan membiarkan generasi umat ini mewariskan Al Quran kepada generasi selanjutnya. Ia tidak ingin keimanan mereka tumbuh agar mereka mudah tergoda, tidak ingin mereka berada di jalan yang lurus, dan tidak ingin mereka masuk surga.
Iblis sudah mengetahui betapa hebat pengaruh Al Quran terhadap generasi sahabat Rasulullah saw. Jika hal itu juga terjadi pada generasi selanjutnya (dan umat ini secara keseluruhan) jelas akan mempersulit langkah iblis menggoda umat. Sementara, iblis sama sekali tak mungkin merekayasa Al Quran, sebab Allah sendiri yang menjamin akan menjaganya.
Allah berfirman,  “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran, dan sungguh Kami pula yang akan menjaganya.“(QS Al- Hijr: 9).
Lalu, apa yang dilakukan setan terhadap Al Quran ?????
Setan melancarkan aksinya sedikit demi sedikit. Pelan-pelan, ia menjauhkan umat Islam dari Al Quran. Pun jika ada yang berinteraksi dengannya, itu pada hal-hal yang tidak substantif. Al Quran hadir di tengah umat dalam bentuk mushaf, namun nilai-nilainya hilang tanpa berbekas. Umat tidak menyadari jika Al Quran sesungguhnya telah tersisih dalam kehidupan mereka.
Mushaf Al Quran dijumpai di mana-mana. Ayat-ayatnya berkumandang di mana-mana. Tak terhitung lembaga yang telah berhasil mencetak puluhan ribu para penghafal Al Quran. Sepanjang bulan Ramadhan, umat Islam rajin membacanya, berlomba-lomba mengkhatamkannya sebanyak mungkin untuk mendapatkan kebaikan dan pahalanya.
Itulah yang terjadi di tengah-tengah umat saat ini. Umat lebih menaruh perhatian kepada mushaf, bacaan dan hafalan Al Quran. Ketika ada seruan untuk kembali kepada nilai-nilai hakiki Al Quran, tidak ada respon dari mereka. Mereka tuli. Bahkan, dengan bangga mereka berkata, “Apalagi yang harus kami lakukan terhadap Al Quran setelah apa yang sudah kami lakukan sekarang? Bukankah jerih payah dan usaha keras kami sudah cukup?”
Tipu Daya Iblis
Setan benar-benar telah berhasil membuat umat Islam secara pelan-pelan berpaling dan tak lagi mau memetik manfaat Al Quran. Itu tidak terjadi hanya dalam sehari, tetapi melalui proses dan telah berlangsung berabad-abad hingga sampai ke masa kita sekarang ini.
Yang dijadikan pintu masuk tipu daya setan adalah kebodohan dan hawa nafsu. Dari dua pintu itu muncul pintu-pintu lain yang mengantarkan seseorang ke tujuan yang diinginkan setan.
Sebenarnya setan tidak mempunya kekuatan langsung atas diri manusia. Kekuatan setan akan berpengaruh hanya jika bertemu hawa nafsu atau kebodohan. Buta terhadap hakikat dan tujuan Al Quran adalah pintu besar tempat setan masuk untuk membujuk dan memperdayai manusia.
Pintu-pintu yang merupakan cabang dari dua pintu utama di atas -kebodohan dan hawa nafsu- sungguh tak terhitung jumlahnya. Semua menuju satu titik: membuat manusia berpaling dan tidak memetik manfaat hakiki Al Quran.
Setan Pantang Menyerah
Yang pertama kali dilakukan setan agar umat Islam tak menghidupkan Al Quran adalah membujuk mereka untuk tidak membacanya, atau berbuat mereka menunda-nunda membacanya, atau menyibukkan mereka dengan pekerjaan lain.
Jika tak mampu menahan umat membaca Al Quran, setan akan menggoda mereka dengan membuat mereka lelah dan mengantuk, atau mendorong mereka membacanya karena hawa nafsu mendapatkan pahala tanpa merenungkan maknanya, atau membuat lidah mereka sulit membaca ayat-ayat, atau mengingatkan mereka tentang urusan-urusan lain sehingga mereka segera mengurungkan niat membacanya, atau mengarahkan mereka berfokus hanya kepada cara baca yang bagus.
Ibnu Hubairah mengatakan, di antara tipu daya setan adalah menjauhkan orang dari kemauan merenungi Al Quran. Setan tahu, petunjuk kebenaran Al Quran diraih dengan cara merenunginya. Setan berbisik, “Bahaya!” Orang pun akan berkata, “Aku tidak membaca Al Quran justru karena berhati-hati.” (Tadabbur Al Quran, Al Sunaidi, hal 48, dinukil dari Dzayl Thabaqot Al Hanabilah, Ibnu Rajab, 3/273).
Imam Al Ghazali berkata, “Di antara cara setan menjadikan orang-orang tidak mempedulikan kandungan Al Quran adalah membuat mereka menekuni secara berlebihan tata cara baca Al Quran. Setan selalu membisikkan bahwa mereka salah membaca huruf-huruf. Jika sudah begitu, bagaimana mereka punya waktu untuk mengungkap kandungan makna Al Quran?! Setan akan tertawa gembira.” (Ihya Ulumuddin, 1/439. 440)
Dalam kesempatan lain Al Ghazali berkata, “Jika merenungi petunjuk Nabi soal membaca Al Quran, bagaimana beliau tak menyalahkan model-model bacaan para sahabat, kita akan tahu, perhatian berlebihan terhadap cara membaca huruf Al Quran bukan termasuk hal yang pernah dicontohkan beliau.”(Ighatsah Al Lahfan, 1/254)
Setan Pasti Menggoda
Sudah menjadi janji setan bahwa ia akan menjauhkan umat dari pengaruh Al Quran -sejak surah pertama turun sampai kapan pun, agar mereka tersesat dari jalan yang lurus. Kita pun menjadi paham kenapa hanya ketika hendak membaca Al Quran saja seseorang diperintahkan membaca doa ta’awwudz atau memohon perlindungan dari godaan setan.
Allah berfirman, “Jika hendak membaca Al Quran, mohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”(QS An-Nahl: 98)
Suatu perintah khusus yang tidak dikaitkan dengan ritual lain seperti berzikir, berpuasa, bersedekah dan sebagainya.
Ini menjadi bukti jika setan akan selalu berusaha menjauhkan manusia dari Al Quran, menghalangi mereka memetik manfaat darinya. Setan tahu nilai yang dikandung Al Quran, kemampuannya menjadi terapi jiwa dan mengubah keadaan seseorang.
Ibnu Qayyim -rahimahullah- mengatakan, “Setan menyeret pembaca Al Quran dengan sekawanan kuda sampai pembaca itu lupa pada tujuan pokok Al Quran: untuk direnungkan, dipahami, dan diketahui kehendak Allah terhadap Al Quran. Setan akan menghalangi pembaca untuk memahami tujuan Al Quran, sehingga ia tidak dapat memetik manfaat secara maksimal darinya. Itu sebabnya kita diperintahkan memohon perlindungan Allah dari setan ketika hendak membaca Al Quran.”( Ighatsah Lahfan, 1/149)
Kita jadi mengerti mengapa ketika hendak membaca Al Quran terkadang kita teringat hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan, membuat kita bingung, tenggelam memikirkannya, sampai kemudian tidak jadi membacanya. Atau terkadang kita tiba-tiba terserang kantuk ketika memulai membacanya.

»»  Read More...

Manfaat Membaca Al-Qur'an Ditinjau Dari Sudut Ilmiah


“Dan apabila dibacakan Al-qur'an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”(Q.S. 7: 204)

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf”. Selanjutnya ia berkata, “Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alqur’an”.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men dengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an.

Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Sumber : http://musiconlinecairo.multiply.com/
»»  Read More...

Faktor Penyebab Rendahnya Martabat Wanita Shalehah



Pada hakikatnya, rendah maupun tinggi martabat seorang wanita adalah berasal dari dalam dirinya sendiri. sedangkan faktor-faktor eksternal lainnya yang berasal dari luar sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita bukanlah merupakan sebuah faktor yang utama dalam menciptakan martabat seorang wanita baik di mata sesama manusia maupun di mata Allah Swt.

Setidaknya terdapat beberapa faktor yang dapat merendahkan martabat seorang wanita, diantaranya :


  • Lupa mengingat Allah 

Karena terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau menjaga anak-anak, maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari mengingat Allah. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syetan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya.

Firman Allah swt yang terdapat di dalam Surah al-Jathiah : 23, yang artinya :
"Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya." 

Sabda Rasulullah saw, yang artinya :
"Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan." (HR. Tarmizi) 

Mengingati Allah swt bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu.


  • Mudah tertipu dengan keindahan dunia 

Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja, malahan syetan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelimang dengan dosa dan noda. Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah swt hanya karena kenikmatan dunia yang terlalu sedikit.

Firman Allah swt yang terdapat di dalam surah al-An'am, yang artinya :
"Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh karena itu tidakkah kamu berfikir." 

  • Mudah terpedaya dengan syahwat
  • Lemah iman
  • Bersikap suka menunjuk-nunjuk. 

Sebenarnya tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita agar menerima gelar shalehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah swt.

Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu :

  1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya; serta
  2. Taat kepada suaminya


Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut :

1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya
Tentu di dalam benak sahabat terdapat sebuah pertanyaan yang begitu mengganjal tentang "bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah swt" ?????. Jika benar, maka sahabat tidak perlu bingung lagi silahkan baca & pahami dibawah ini :

  • Mencintai Allah swt dan Rasulullah saw melebihi dari segala-galanya;
  • Wajib menutup aurat;
  • Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah;
  • Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya;
  • Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa;
  • Berbuat baik kepada ibu & bapak;
  • Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang;
  • Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa;
  • Bersikap baik terhadap tetangga.


2. Taat kepada suami

  • Memelihara kewajiban terhadap suami;
  • Sentiasa menyenangkan suami;
  • Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah;
  • Tidak cemberut di hadapan suami;
  • Tidak menolak ajakan suami untuk tidur;
  • Tidak keluar tanpa izin suami;
  • Tidak meninggikan suara melebihi suara suami;
  • Tidak membantah suaminya dalam kebenaran;
  • Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya;
  • Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik & kecantikannya serta rumah tangga.


»»  Read More...

Saat Seorang Anak Gemar Membantah



Bagaimana pendapat anda ketika si kecil sangat mudah membantah apapun perkataan anda ? atau sikap apa yang harus dilakukan ketika anak selalu mengemukakan sanggahan yang membuat kita sebagai orang tua semakin marah dan sering kali tak tahan untuk tidak memukul ?

Hal pertama yang harus diketahui oleh orang tua adalah, bahwa ternyata sikap membantah anak bukan murni terjadi karena kesalahannya. Banyak orang tua yang tidak memberikan kesempatan mengutarakan pendapat dan pikirannya. Sehingga, tipe orang tua yang terlalu memaksakan kehendak anaknya itulah, yang justru paling rawan untuk membentuk karakter anak- anak mereka sebagai tiruannya, yaitu memiliki sifat otoriter dan suka memaksa. 

Maka dari itu, koreksi diri juga diperlukan para orang tua. Karena sadar atau tidak, terkadang orang tua juga memberikan argumen dan logika orang dewasa ketika berbicara dengan mereka, menuntut mereka melakukan apa yang orang tua inginkan, dan tidak memberi kesempatan anak memberikan pendapat tentang cita- citanya sendiri. 

Ya, ternyata anak- anakpun juga sangat ingin dimengerti, dihargai, dan dipahami perasaan dan pendapatnya.  

Berikut beberapa langkah yang harus kita lakukan ketika anak-anak kita mulai suka membantah :

1. Kesempatan Bicara
Perhatikan ketika dia mulai berbicara dengan anda, karena hal ini mengindikasikan bahwa anda memberinya kesempatan untuk mengungkapkan ide dan pikirannya. Namun, jika hal itu adalah  menyangkut sesuatu yang prinsip yang menurut anak anda masih juga bisa ditawar, bicaralah dengan lemah lembut tanpa nada marah.

2. Beri pilihan yang tidak di sukai
Jika anda menjumpai bahwa anak anda tetap ngotot membantah, maka berikanlah pilihan yang tidak disukainya. Misalnya "mau ke masjid, atau mama ambil gamenya ?”. pilihan yang menyenangkan hanya akan membuatnya tetap membantah, karena ia tidak ingin melakukan atau mendapatkan apa yang tidak disukainya.

3.Jangan Ulagi pilihan yang sama
Jadilah orang tua yang konsisten dan lakukan apa yang sudah anda katakan kepadanya, meskipun pilihan tersebut adalah tidak enak baginya. Karena, jika Anda tidak melaksanakan apa yang anda ucapkan, dia akan menganggap Anda remeh. Memang hal ini akan membuat anak-anak anda menggerutu di awalnya, tapi selanjutnya, anak- anak akan menentukan pilihan-pilihan yang terbaik baginya tanpa harus memilih sesuatu yang tidak enak karena membantah Anda.

4. Ubah pola didik 
Jangan menakut-nakuti anak anda kecuali jika hal itu diperlukan, karena hal itu juga bisa mematikan sifat anak yang selalu ingin tahu. Orang tua perlu memberi jeda waktu kepada anak agar mencoba dan memacu kreativitasnya sendiri, sehingga akhirnya anak dapat belajar sendiri akibat baik dan buruknya tentang segala sesuatu, juga terbiasa untuk berfikir panjang sebelum melakukan sesuatu. 

Kurangi juga hal yang terkesan menyudutkan dan terlalu mendiktenya. terkadang sebagai orang tua, kita perlu memberinya kesempatan untuk memilih, hal tersebut berguna untuk melatihnya bersikap mandiri dengan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. selain itu, jika anak berhasil mmengatasi kesulitannya sendiri, dia akan merasa lebih berharga. Orang tua cukup memberikan motivasi atau rambu- rambu ketika anak melakukan suatu sikap. Dengan demikian, ia akan berusaha untuk menampilakan yang terbaik yang mereka bisa. 

5. Komunikasi

Komunikasi adalah cara paling efektif untuk mengetahui alasan apa saja yang dapat menyebabkan anak membantah perkataan orangtua. Ketika orang tua membuka komunikasi lambat aun anak juga akan membuka diri untuk mengungkapkan penyebab dan alasan mengapa mereka mempertahankan pendapatnya. Dengan komunikasi, orangtua dan anak akhirnya dapat menemukan jalan keluarnya bersama-sama.

Selain komunikasi,disiplin yang menyenangkan, terbuka namun konsisten, akan mempermudah penyelesaian kasus bantah membantah yang dilakukan anak. Karena, ketika anak sudah diminta untuk mentaati peraturan, dan orangtua juga konsisten melakukan kesepakatan, kemungkinan untuk anak memberikan masukan kepada  orang tua juga akan semakin terbuka. 

Jika suasana terasa menyenangkan bagi anak dan semua anggota keluarga, pembentukan karakter anak yang komunikatif dan anti konflik insyaAllah juga akan lebih mudah diciptakan. Selain itu penghargaan anak terhadap orangtua, juga akan muncul yang mengakibatkan mereka mudah mengurangi bahkan menghilangkan sifat negatifnya.

Sumber : Syahidah/voa-islam.com
»»  Read More...

Sabtu, 28 April 2012

Tips Menjadi Istri Shalehah



  • Untuk Menjadi seorang istri yang shalehah maka hendaklah seorang wanita memiliki sikap seperti berikut :

  1. Jangan membiarkan suami anda memandang dalam keadaan anda tidak menggembirakannya. Wanita yang paling baik adalah wanita yang selalu membuat suaminya bahagia.
  2. Hendaklah senyum itu senantiasa menghiasi bibirmu setiap anda dipandang oleh sang suami.
  3. Perbanyaklah mencari keridhaan suami dengan mentaatinya, sejauh mana ketaatan anda kepada suami, sejauh itu pulalah dia merasakan cintamu kepadanya dan dia akan segera menuju keridhaanmu.
  4. Pilihlah waktu yang tepat untuk meluruskan kesalahan suami.
  5. Jadilah anda orang yang lapang dada, janganlah sekali-kali menyebut-nyebut kekurangan suami anda kepada orang lain.
  6. Perbaikilah kesalahan suami dengan segala kemampuan dan kecintaan yang anda miliki, janganlah berusaha melukai perasaannya.
  7. Janganlah memuji-muji laki-laki lain dihadapan suami kecuali sifat diniyah yang ada pada laki-laki tersebut.
  8. Jangan engkau benarkan ucapan negatif dari orang lain tentang suamimu.
  9. Upayakan untuk tampil di depan suamimu dengan perbuatan yang disenanginya dan ucapan yang disenanginya pula.
  10. Berilah pengertian kepada suami anda agar dia menghormatimu dan saling menghormati dalam semua urusan.
  11. Anda harus selalu merasa senang berkunjung kepada kedua orang tuanya.
  12. Janganlah anda menampakkan kejemuan padanya, jika terjadi kekurangan materi Ingatlah bahwa apa yang ia berikan kepadamu sudah lebih dari cukup.
  13. Biasakanlah anda tertawa bila ia tertawa, menangis dan bersedih jika ia bersedih. Karena bersatunya perasaan akan melahirkan perasaan cinta kasih.
  14. Diam dan perhatikanlah jika ia berbicara.
  15. Janganlah banyak mengingatkan bahwa anda pernah meminta sesutu kepadanya. Bahkan jangan diingatkan kecuali jika anda tahu bahwa ia mudah untuk diingatkan.
  16. Janganlah anda mengulangi kesalahan yang tidak disenangi oleh suami anda dan ia tidak suka melihatnya.
  17. Jangan lupa bila anda melihat suami anda shalat sunnah di rumah, hendaknya anda berdiri dan ikut shalat dibelakangnya. Jika ia membaca, hendaknya anda duduk mendengarkannya.
  18. Jangan berlebih-lebihan berbicara tentang angan-angan pribadi di depan suami, tetapi mintalah selalu agar ia menyebutkan keinginan pribadinya di depanmu.
  19. Janganlah mendahulukan pendapatmu dari pendapatnya pada setiap masalah, baik yang kecil maupun yang besar. Hendaklah cintamu kepadanya mendorong anda mendahulukan pendapatnya.
  20. Janganlah anda mengerjakan shaum sunnah kecuali dengan izinnya, dan jangan keluar rumah kecuali dengan sepengetahuannya.
  21. Jagalah rahasia yang disampaikan kepadamu dan janganlah menyebarkannya sekalipun kepada kedua orang tuanya.
  22. Hati-hati jangan sampai menyebut-nyebut bahwa anda lebih tinggi derajatnya dari derajat suami. Hal itu akan mengundang kebencian kepadamu.
  23. Jika salah satu dari orang tuanya sakit atau kerabatnya, maka anda punya kewajiban untuk menjenguk bersamanya.
  24. Sesuaikanlah peralatan rumah tangga anda dengan barang-barang yang disenangi suami anda.
  25. Jangan sampai anda meninggalkan rumah meskipun sedang bertengkar dengannya.
  26. Katakanlah kejemuan dan kebosananmu ketika ia sudah meninggalkan rumah.
  27. Terimalah udzurnya ketika ia membatalkan janjinya untuk keluar bersamamu, karena mungkin ia terpaksa memenuhi panggilan orang yang datang kepadanya.
  28. Hindari sifat cemburu, sesungguhnya cemburu adalah senjata penghancur.
  29. Janganlah mengabaikan pemimpinmu (suami) dengan alasan bahwa ia telah menjadi suamimu.
  30. Janganlah anda berbicara dengan sang suami, seakan-akan anda suci dan dia berdosa.
  31. Jagalah perasaannya, jangan gembira ketika dia sedang sedih dan jangan menangis ketika dia gembira.
  32. Perbanyaklah menyebut-nyebut keutamaan suami di hadapannya.
  33. Perlihatkan kepada suamimu bahwa anda turut merasakan apa yng dirasakan sang suami tatkala ia tidak berhasil mencapai maksud dan tujuannya.
  34. Perbaharuilah (tekad suami) ketika terjadi kegagalan.
  35. Jauhilah sifat dusta karena hal itu akan menyakitkannya.
  36. Ingatkanlah selalu pada suamimu bahwa anda tidak tahu (bagaimana nasib anda) seandainya anda tidak dipersunting olehnya.
  37. Ucapkanlah rasa syukur dan terima kasih pada waktu ia memberikan sesuau kepadamu. 


  • dan wanita hendaknya menghindari sikap dibawah ini :

  1. Al-Anaanah : Banyak keluh kesah. Yg selalu merasa tak cukup, apa yg diberi semua tak cukup. diberi rumah tak cukup, diberi motor tak cukup, diberi mobil tak cukup, dll. Tidak ridha dengan pembelaan dan aturan yg diberi suami. Asyik ingin memenuhi kehendak nafsu dia saja, tanpa memperhatikan perasaan suami, tak hormat kepada suami apalagi berterima kasih pada suami, Bukannya hendak menolong suami, apa yg suami beri pun tak pernah puas. Ada saja yg tak cukup.
  2. Al-Manaanah : Suka mengungkit. Kalau suami melakukan hal yg dia tak berkenan maka diungkitlah segala hal tentang suaminya itu. sangat senang hendak membicarakan suami : tak ingat budi, tak bertanggungjawab, tak sayang dan macam-macam. Padahal suami sudah memberi perlindungan macam-macam padanya.
  3. Al-Hunaanah : Ingin suami yg lain atau berkenan kepada lelaki yg lain. sangat suka membanding-bandingkan suaminya dengan suami/ lelaki lain. Tak ridha dengan suami yg ada.
  4. Al-Hudaaqah : Suka memaksa. Bila hendak sesuatu maka dipaksa suaminya melakukan. Pagi, petang, malam asyik menekan dan memaksa suami. Adakalanya dengan berbagai ancaman : ingin lari, ingin bunuh diri, ingin membuat malu suami, dll. Suami dibuat seperti budaknya, bukan sebagai pemimpinnya. Yang dipentingkan adalah kehendak dan kepentingan dia saja.
  5. Al-Hulaaqah : Sibuk bersolek atau tidur atau santai-santai dll hingga lalai dgn ibadah-ibadah, seperti solat berjamaah, wirid zikir, mengurus rumah-tangga, berkasih sayang dengan anak-anak, dll.
  6. As-Salaaqah : Banyak berbicara, menggosip. Siang malam, pagi petang asik menggosip terus. Apa saja yang suami kerjakan selalu tidak benar dimatanya. Zaman sekarang ini bergosip bukan saja berbicara di depan suami, tapi dengan telfon, SMS, internet, BBM dan macam-macam cara yang lain. Yang jelas istri itu asyik menyusahkan suami dengan kata-katanya yang menyakitkan.

»»  Read More...

Nasehat Rasulullah Saw Kepada Wanita



Dalam Al-Quran disebutkan bahwa ada tiga wanita yang bisa diangkat sebagai contoh untuk kaum hawa : Pertama, Asiyah (Istri Firaun), seorang wanita mukminah yang berada pada situasi yang sulit untuk beriman, namun beliau tetap memegang teguh imannya. Allah Swt berfirman: “Dan Allah menjadikan istri Firaun sebagai perumpamaan bagi orang-orang beriman, istri Fir'aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim”(Qs. At-Tahrim : 11)

Yang kedua, istri Nabi  Nuh  a.s dan yang ketiga istri Nabi Luth a.s. Yang keduanya hidup di tengah kondisi dan syarat yang memenuhi untuk beriman tetapi mereka gagal untuk memegang teguh keimanannya. Allah Swt berfirman “Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. kaduanya berada  di bawah pengawasan dua orang hamba yang shaleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), "Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”(Qs. At-tahrim :10)

      Suatu hari, Asma binti Yazid Al-Anshari menghadap Rasulullah Saw, dan berkata : ”Wahai Rasulullah, Aku datang menghadapmu mewakili wanita-wanita yang lain yang ada didunia ini. Atas nama mereka aku datang padamu mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah dan Nabi-Nya. Tetapi mengapa kami harus berada dalam rumah memenuhi keinginan suami, setelah itu hamil, melahirkan,  kemudian menyusui dan mengurus anak-anak serta rumah ????? Dan mengapa kami tidak punya izin untuk shalat jum’at, mengubur mayat, menjenguk orang sakit, naik haji, ikut perang dan lain-lain yang dilakukan oleh orang laki-laki ????? Apakah kami tak punya hak untuk mendapatkan pahala seperti mereka ????? Rasulullah Saw menjawab : ”Wahai Asma, Kembalilah ketempatmu dan katakan pada kaum hawa bahwa mengurus suami, anak dan rumah pahalanya lebih besar dari haji, perang dan lain-lain.

Hak Suami terhadap Istri 

Suatu hari Aisyah datang menghadap nabi dan bertanya : "Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak terhadap seorang perempuan ????"  
Nabi menjawab : ”Suaminya” 
Aisyah bertanya : “siapa yang paling berhak terhadap seorang laki-laki ????”
Nabi menjawab : ”Ibunya”

Dalam suatu riwayat Muaz bin Jabal datang dari syam lalu dia sujud di hadapan Rasulullah.
Rasulullah bertanya : ”Apa yang sedang kamu lakukan ????”.
Muaz menjawab : ”Ini adalah adat buat kami, apabila seorang pemimpin datang, kami harus bersujud kepada pemimpin tersebut, dan akupun ingin bersujud padamu Wahai Rasulullah.
Lalu Rasulullah bersabda : ”Janganlah kalian bersujud terhadap sesama manusia. Dan seandainya sujud terhadap manusia itu di perbolehkan, maka aku akan memerintahkan perempuan untuk sujud pada suaminya. Dan aku bersumpah atas nama Allah tidak ada perempuan yang mengerjakan hak Allah kecuali dia mengerjakan hak-hak suaminya”.           

Suatu hari seorang perempuan datang menghadap rasul dan berkata : “Ya Rasulullah aku adalah seorang perempuan yang tidak punya suami dan aku ingin menikah. Nasehatilah aku apa yang harus aku lakukan terhadap suamiku”. Rasulullah menjawab : “(Pertama), disaat suami menginginkan dalam keadaan apapun harus mentaatinya janganlah kau menjauhi atau menolaknya. Kalau istri menolak dan sang suami marah maka sang istri dilaknat malaikat sampai sang suami memaafkannya. (Kedua), Tanpa izin suami janganlah berpuasa sunnah sebab tiada yang ia dapatkan kecuali haus dan lapar. (Ketiga), Janganlah keluar rumah tanpa izin suami sebab semua langkahnya dilaknat malaikat. 

Perempuan dan Pekerjaan Rumah 

Dalam sebuah riwayat, suatu hari sayyidah Zahra sa mengadu kepada Imam Ali as karena sering menumbuk gandum sehingga tangan beliau pecah-pecah. Beliau juga sering memikul guci air sehingga leher beliau luka memar. Beliau sering membersihkan rumah sampai tubuhnya kotor berdebu. Kemudian beliau menghadap rasulullah untuk mencariakan seorang pembantu. Ketika beliau sampai kehadapan rasulullah, beliau melihat beberapa sahabat yang sedang berkumpul di sekeliling Nabi. Tanpa sempat mengutarakan maksudnya, beliau langsung kembali ke rumahnya. Di hari kemudian Nabi datang ke rumah sayyidah Zahra dan bertanya : “Wahai Zahra, Ada keperluan apakah kemarin kau datang kepadaku” sayyidah zahra diam. Segera  Imam Ali mengutarakan kepada Nabi  masalah kesusahan yang dialami sayyidah Zahra di rumah dan meminta pembantu.           

Rasulullah bersabda, “Wahai anakku, takutlah kamu pada Allah dan kerjakanlah perintah-perintah ilahi. Kerjakanlah semua pekerjaan rumahmu, uruslah urusan suami dan anak-anakmu dan ketika engkau hendak tidur, bacalah tiga puluh tiga kali subhanallah dan tiga puluh tiga kali Alhamdulillah dan tiga puluh empat kali Allahu Akbar yang mana zikir ini baik untukmu. Dan lebih baik dari seorang pembantu kau akan mendapatkan kekuatan dari zikir tersebut.”. Kemudian sayyidah Zahra berkata, “Saya rela dan ridha dari ketentuan Tuhan dan RasulNya.”  

Perempuan dan Kesabaran         

Kita kaum hawa kadang-kadang tidak siap menghadapi berbagai musibah, seperti sakit, ditinggal meninggal orang tua, anak, saudara. Tetapi, kalau kita sadari sejenak, sebenarnya semua yang terjadi itu adalah cobaan atau peringatan dari Allah Swt agar kita selalu ingat kepada-Nya, dan mentaati semua perintah-Nya.          Rasulullah Saw bersabda, ”Seorang  anak yang meninggal waktu kecil, dia pasti masuk surga. Dan mereka tidak mau masuk surga tanpa kedua orang tuanya”.

Suatu hari Rasulullah melihat seorang perempuan yang sedang mengeluh dan gemetar. lalu Rasul bertanya, “mengapa kau mengeluh dan gemetar ?” Perempuan itu menjawab, ”Wahai Rasulullah, sakit ini menyiksaku sehingga membuat aku mengeluh dan gematar.” Lalu Rasulullah menjawab, ”Janganlah kau mengeluh karena sakitmu. Sebab, sakit inilah yang menghilangkan atau menghapus dosa-dosamu.”        

Imam Ali berkata, "Suatu hari, aku dan Fatimah melihat nabi sedang menangis tersedu-sedu. Lalu kami bertanya : ”Wahai Rasulullah, apa yag membuatmu menangis  seperti ini ? Rasulullah menjawab : ”Di malam Mi’raj, aku melihat sekelompok wanita dari umatku dalam keadaan tersiksa dengan siksaan yang pedih hingga membuatku menangis. Saya melihat perempuan dalam keadaan rambutnya tergantung dan otaknya mendidih. Ada perempuan yang lidahnya terjulur dan  disiram dengan air neraka yang panas. Dan sebagian lagi memakan dagingnya sendiri, di bawah badan mereka ada api yang menyala, dan sebagian lagi kaki dan tangan dalam keadaan terikat, sedangkan ular dan kalajengking mengelilinginya, Dan wanita yang lainnya dalam keadaan tuli dan bisu dan dia ditaruh dalam peti yang penuh dengan api yang menyala. Otaknya keluar dari hidungnya dan badannya robek-robek sampai terpisah dari tulangnya. Dan banyak lagi siksaan-siksaan yang aku lihat di sana.

Lalu Sayyidah fatimah bertanya, ”Wahai Rasulullah, mengapa mereka di siksa oleh Allah Swt sedangkan mereka adalah wanita-wanita yang beriman ????” Rasulullah menjawab : “Wahai anakku, wanita yang digantung rambutnya, adalah wanita yang tidak memakai hijab, wanita yang lidahnya terjulur adalah wanita yang menyakiti suaminya, wanita yang susunya di gantung adalah wanita yang tidak mau tidur dengan suaminya, wanita yang kakinya di gantung adalah wanita yang keluar dari rumah tanpa seizin suaminya, Wanita yang memakan dagingnya sendiri adalah wanita yang merias dirinya untuk orang lain, wanita yang kakinya diikat dan di kelilingi ular dan kalajengking adalah wanita yang shalat dengan pakaian najis serta tidak mandi setelah haid atau senggama, wanita yang tuli dan bisu adalah wanita yang berbuat zina dan anak-anaknya di serahkan pada suaminya, wanita yang menggunting badannya sendiri adalah wanita yang membanggakan diri sendiri pada orang lain, wanita yang badannya dan mukanya terbakar dan dia memakan ususnya serta semua isi perutnya adalah wanita yang menyuruh orang lain berbuat zina, wanita yang kepalanya kepala babi dan badannya badan keledai adalah wanita yang suka berbohong dan mengadu domba, dan wanita yang bermuka anjing dan api masuk dari belakang dan keluar dari mulutnya adalah wanita yang suka menyanyi.”

Ya Tuhan kami, berilah hidayah kepada kami untuk dapat menjadi perempuan-perempuan yang baik, yang selalu mentaati perintah-perintah Allah dan rasul-Nya. Amin...

(Disadur oleh Uma Zahra-Afazl dari kitab seforesye feyambare akram be dukhtaran wa zanon, karya Dr. Sayyid Jamili)
»»  Read More...

Nasehat Rasulullah Saw Kepada Fatimah Az-Zahra


"Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan perkara yang pertama kali di tanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat 5 waktu dan ketaatannya terhadap suami." (HR. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)


Rasulullah Saw pernah menyampaikan 10 nasehat kepada Fatimah Az-Zahra yang tak lain merupakan putri beliau sendiri.. Keseluruhan nasehat yang beliau sampaikan merupakan sesuatu yang tidak dapat ternilai  harganya, terkhusus bagi setiap wanita/ istri yang menghendaki dirinya dalam keshalehan.


Adapun Nasihat Rasulullah Saw tersebut, diantaranya :
  1. Wahai Fatimah, Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya kelak Allah tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.
  2. Wahai Fatimah, Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.
  3. Wahai Fatimah, Sesungguhnya seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
  4. Wahai Fatimah, Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
  5. Wahai Fatimah, Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fatimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.
  6. Wahai Fatimah, Di saat seorang wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Di saat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan dari kandungan ibunya. Di saat seorang wanita meninggal ketika melahirkan, maka tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala sribu orang yang melaksanakn ibadah haji dan umrah dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
  7. Wahai Fatimah, Di saat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya pada hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allah pun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.
  8. Wahai Fatimah, Di saat seorang istri tersenyum di hadapan suaminya maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.
  9. Wahai Fatimah, Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
  10. Wahai Fatimah, Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, maka Allah akan memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allahpun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allahpun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqim dengan selamat.
Semoga dapat menjadi renungan kepada kita semua..Amin....

»»  Read More...

Nasehat Rasulullah Saw Kepada Aisyah r.a Tentang Dosa Wanita


Dunia ini adalah perhiasan dan 
sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang sholehah. (HR. Muslim)

Rasulullah Saw bersabda :
Hai Aisyah, aku berwasiat kepada engkau. Hendaklah engkau senantiasa mengingat wasiatku ini. Sesungguhnya engkau akan senantiasa di dalam kebajikan selama engkau mengingat wasiatku ini


  • Rangkuman dari wasiat Rasulullah Saw tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut :

“Hai, Aisyah, peliharalah diri engkau. Ketahuilah bahwa sebagian besar daripada kaum engkau (kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka.”

Diantara penyebabnya ialah mereka (wanita) itu :
  1. Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapi kesakitan (kesusahan), tidak sabar apabila ditimpa musibah.
  2. Tidak memuji Allah Ta’ala atas kemurahan-Nya, apabila dikaruniakan nikmat dan rahmat tidak bersyukur.
  3. Mengkufurkan nikmat; menganggap nikmat bukan dari Allah.
  4. Membanyakkan kata-kata yang sia-sia, banyak bicara yang tidak bermanfaat.

Berikut adalah beberapa Nasehat Rasulullah Saw kepada Aisyah tentang dosa yang dilakukan wanita menjadi penghuni neraka.

Nabi Muhammad Saw bersabda,
Wahai, Aisyah, ketahuilah :
  1. Bahwa wanita yang mengingkari kebajikan (kebaikan) yang diberikan oleh suaminya maka amalannya akan digugurkan oleh Allah
  2. Bahwa wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, maka pada hari kiamat, Allah menjadikan lidahnya tujuh puluh hasta dan dibelitkan di tengkuknya.
  3. Bahwa isteri yang memandang jahat (menuduh atau menaruh sangkaan buruk terhadap suaminya), Allah akan menghapuskan muka dan tubuhnya pada hari kiamat.
  4. Bahwa isteri yang tidak memenuhi kemauan suami-nya di tempat tidur atau menyusah-kan urusan ini atau mengkhiananti suaminya, akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dengan muka yang hitam, matanya kelabu, ubun-ubunnya terikat kepada dua kakinya di dalam neraka.
  5. Bahwa wanita yang mengerjakan sholat dan berdoa untuk dirinya tetapi tidak untuk suaminya, akan dipukul mukanya dengan sholatnya.
  6. Bahwa wanita yang dikenakan musibah ke atasnya lalu dia menampar-nampar mukanya atau merobek-robek pakaiannya, dia akan dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan Isteri nabi Nuh dan isteri nabi Luth dan tiada harapan mendapat kebajikan syafaat dari siapa pun.
  7. Bahwa wanita yang berzina akan dicambuk dihadapan semua makhluk didepan neraka pada hari kiamat, tiap-tiap perbuatan zina dengan depalan puluh cambuk dari api.
  8. Bahwa isteri yang mengandung ( hamil ) baginya pahala seperti berpuasa pada siang harinya dan mengerjakan qiamul-lail pada malamnya serta pahala berjuang fi sabilillah.
  9. Bahwa isteri yang bersalin ( melahirkan ), bagi tiap-tiap kesakitan yang dideritainya diberi pahala memerdekakan seorang budak. Demikian juga pahalanya setiap kali menyusukan anaknya.
  10. Bahwa wanita apabila bersuami dan bersabar dari menyakiti suaminya, maka diumpamakan dengan titik-titik darah dalam perjuangan fisabilillah.

Semoga Nasehat Rasulullah Saw diatas dapat dijadikan sebuah renungan bagi kaum wanita khususnya, agar dapat lebih bijak dalam menjalani kehidupan dunia yang hanya sementara ini. Amin..
»»  Read More...